REI Target Bangun Lima Ribu Rumah
Pembangunan diprioritaskan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
Kondisi perumahan untuk tahun ini, khususnya di Sulawesi
Selatan, masih sangat jauh dari harapan. Maka, pada 2012 mendatang Real Estat
Indonesia (REI) Sulsel pun menargetkan membangun lima ribu rumah di provinsi
ini. Diharapkan, dalam prosesnya kelak, akan terjalin kerja sama yang baik
dengan berbagai pihak yang terkait.
Ir. Raymond Arfandi, Ketua REI Sulsel mengatakan,“Begitu
banyak masyarakat membutuhkan perumahan namun skema pembiayaan belum berpihak
kepada mereka.” Masyarakat yang dimaksud Raymond adalah masyarakat yang
memiliki penghasilan rendah. Hal ini disebabkan begitu banyaknya persyaratan
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan KPR, yang tak mungkin bisa dipenuhi oleh
golongan masyarakat tersebut.
Agar masyarakat dengan penghasilan rendah juga dapat
menikmati kepemilikan perumahan maka Raymond menganggap perlu dilakukan revisi
pada peraturan perumahan yang ada saat ini. Mengingat perumahan peruntukannya
bukan untuk kelas ekonomi atas tapi bagi masyarakat dengan penghasilan rendah.
“Saat ini saya terus memperjuangkan agar masyarakat berpenghasilan rendah juga
dapat memiliki rumah,” kata Raymond. Dia juga meminta agar pemerintah jangan
dulu memikirkan pajak tetapi sebaiknya memikirkan bagaimana menyejahterakan
masyarakat yang memiliki penghasilan rendah tersebut.
Jika masyarakat dari kalangan tersebut diberikan kesempatan
untuk memiliki rumah, maka dengan sendirinya mereka akan berusaha keras untuk
bekerja dan memiliki rasa tanggung jawab dalam melakukan pembayaran kredit
rumahnya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan berawal dari rasa tanggung jawab
itu masyarakat yang memiliki penghasilan rendah dapat menjadi pengusaha.
Dalam mengembangkan perumahan, REI tentunya tidak bekerja
sendiri namun didukung oleh beberapa pihak yang secara langsung terlibat
didalamnya. Seperti, pemerintah setempat yang bertugas dalam penyediaan akses
jalanan, PLN yang menyediakan subsidi listrik seperti pemasangan jaringan
gratis, serta Kementerian Perumahan Rakyat dengan bantuan subsidi bunga bagi
KPR dan prasarana umum.
Untuk terus mengembangkan perumahan khususnya di Kota
Makassar, Raymond juga mengatakan telah menitipkan pada Wali Kota Makassar
Ilham Arief Sirajuddin agar pembangunan khususnya perumahan dan pusat ekonomi,
dilakukan di daerah pinggiran kota.
Tujuannya, untuk menghindari kemacetan yang sering terjadi yang menimbulkan rasa
ketidaknyamanan bagi masyarakat.
Saat ini pembangunan di Kota Makassar sudah sangat maju. Namun
belum bisa menciptakan kenyamanan
khususnya dalam berlalu lintas. Di satu sisi, pembangunan perumahan yang terus
dilakukan saat ini oleh REI, tidak berarti tidak ada kendala yang dihadapi.
Kendala utamanya adalah pengurusan perizinan yang proses birokrasinya
seringkali dinilai sangat panjang.
Sehingga, perlu ada semacam pemangkasan
birokrasi agar dalam pengurusan izin menjadi lebih muda. Kendala lain yang
sering dihadapi adalah pembebasan tanah, dimana saat pembangunan akan dimulai
tiba-tiba ada pihak lain yang mengakui lahan tersebut. Hal ini juga perlu
diatur secara tegas oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
