Beragam Upaya Perkecil Angka Kecelakaan
Polantas tidak bangga
menindak pelanggar lalu lintas, tapi justru merasa bangga jika tidak ada lagi pelanggar
lalu lintas.
Tingkat Kecelakaan khususnya roda dua di Kota Makassar terus
meningkat seiring peningkatan jumlah kendaraan setiap harinya, sementara panjang
dan lebar jalan tak banyak berubah. Pada 2010, angka kecelakaan lalu lintas
berjumlah 440 kejadian dan 118 orang diantaranya
meninggal dunia,sementara data hingga September 2011 ini angkanya telah berada
diatas jumlah tahun lalu dengan jumlah 138 orang meninggal dunia.
Melihat tingginya
angka kecelakaan tahun ini, berbagai upaya pun dilakukan Polantas Polrestabes
Kota Makassar untuk menekan jumlah tersebut. “Saatnya kita bertindak untuk mewujudkan
keselamatan berlalu lintas,” kata AKBP Muhammad Hidayat SH, MH, Kasat Lantas
Polrestabes Makassar. Ia menambahkan, untuk
mewujudkan keselamatan berlalu lintas itu tidak hanya menjadi tanggung jawab
Polantas atau Polri tetapi harus ada dukungan dan kerjasama stakeholders dan seluruh masyarakat.
Dan, bagi orang tua dihimbau untuk tidak membiarkan
anak-anak mereka di bawah umur ketentuan berlaku agar menggunakan sepeda motor,
terlebih tanpa dilengkapi kepemilikan SIM. Kalaupun anak telah layak
mengendarai sepeda motor, tetap saja perlu pengawasan orang tua. Jangan sampai
pula anak-anak turut dalam balapan liar
yang akan berakibat terjadinya kecelakaan bahkan kematian.
Upaya lain yang dilakukan Polantas Kota Makassar dalam
menekan angka kecelakaan berlalu lintas, membuat edutaiment sirkuit di Trans Studio hal ini untuk mengintegrasikan
pengetahuan keselamatan berlalu lintas. Semua ini merupakan upaya yang
dilakukan Polantas Makassar dalam menekan jumlah kecelakaan, dengan berpegang
pada filososi “Perbaiki terus kapalmu karena lautan akan semakin dalam.”
Dalam upaya menekan angka fatalitas kecelakaan itu pula, Polantas
giat melaksanakan pengaturan, penjagaan dan mengadakan patroli lalu lintas pada
siang dan malam dengan jumlah 448 personil yang dibagi dalam dua kelompok.
Selain itu, sosialisasi ke sekolah-sekolah
dengan memberikan pendidikan masyarakat, hingga penyuluhan ke masjid-masjid melalui khutbah Jumat tentang berlalu lintas.
“Kemajuan suatu bangsa dari budaya berlalu lintasnya,” ujar Hidayat. Pertanyaannya, bagaimana Makassar
menuju kota dunia kalau traffic light-nya
saja mati, serta tidak terdapat pemisahan antara kendaraan dan pejalan
kaki, kendaraan roda empat dan roda dua, tidak terdapat pula pemisahan tempat usaha dengan jalanan seperti
PKL dan sebegainaya.
M. Hidayat mengatakan, pihaknya tidak bangga menindak
pelanggar-pelanggar lalu lintas tapi pihaknya bangga apabila tidak terdapat pelanggaran lalu lintas. Selain itu Polantas
lebih humanis menjadi pelindung, pelayang dan pengayom masyarakat. Tilang yang
dilakukan Polantas pada pengguna kendaraan adalah upaya terakhir, sebelum
melakukan tilang terlebih dahulu petugas Polantas akan memberikan teguran
kepada pelanggar lalu lintas.
Posted by PANRITA'E
on 7:02 PM. Filed under
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response